Fintech Syariah Sebuah Keniscayaan
Disruptive Innovation telah merambah diberbagai aspek kehidupan. Sebuah inovasi berhasil mentransformasi suatu sistem atau pasar yang eksisting, dengan memperkenalkan kepraktisan, kemudahan akses, kenyamanan, dan biaya yang ekonomis, dikenal sebagai Inovasi Disruptif (Disruptive Innovation). [Read more…]
Tamasia Tawarkan Layanan Jual Beli Emas Berkonsep Syariat Melalui Aplikasi
Melihat transaksi jual beli emas yang rata-rata masih dilakukan secara konvensional dan menghabiskan banyak waktu, Muhammad Assad terpikir untuk membuat sebuah aplikasi yang memudahkan masyarakat melakukan transaksi jual beli emas tanpa perlu keluar rumah.
Assad pun mulai membangun aplikasi bernama Tamasia pada Maret 2017. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya membeli emas batangan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) secara online dengan konsep syariah. Selain itu, Tamasia juga membuka peluang bagi mereka yang ingin berwirausaha dengan menjadi reseller.
Bagi pengguna yang tertarik membeli emas lewat Tamasia, disediakan opsi cicilan mulai dari tiga bulan hingga 24 bulan. Sedangkan pilihan emas yang disediakan mulai dari satu gram hingga seratus gram. Selama masa cicilan, emas yang dibeli pengguna disimpan dan diasuransikan di Antam sebagai corporate partner Tamasia.
“Target konsumen kami lebih banyak di kelas menengah, karena purchasing power mereka kuat. Untuk edukasi, mereka juga tidak perlu diajarkan lagi,” ujar Assad.
Dalam setahun ini, Assad menuturkan Tamasia juga tengah fokus memperbanyak transaksi dan jumlah pengguna. Mereka juga sedang mengembangkan fitur baru yakni Beli Suka-Suka. Melalui fitur tersebut, pengguna bisa membeli emas dengan jumlah gram berapa pun. Misalnya, pengguna bisa membeli emas hanya dengan berat 0,1 gram. “Dan itu bisa dicairkan. Kami enggak menjual emas digital. Tapi emas fisik dari Antam yang dijual secara digital,” ucapnya.
Mengenai pajak pembelian emas, Tamasia tetap mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia. Assad mengatakan harga yang tertera dalam aplikasi Tamasia sudah termasuk pajak. Seperti diketahui, sejak 2 Oktober 2017 mulai berlaku aturan baru terkait pembelian emas batangan di Antam.
Jika selama ini yang menanggung pajaknya adalah logam mulia, maka dengan aturan tersebut setiap pembelian emas batangan akan dipungut PPh pasal 22 oleh badan usaha penjualnya. Setiap pembelian emas batangan akan dikenakan pajak penghasilan sebesar 0,45 persen bagi pembeli yang memiliki kartu NPWP, dan 0,9 persen bagi pembeli yang tidak memiliki kartu NPWP.
Monetisasi dari selisih penjualan
Assad mengatakan Tamasia merupakan startup berstatus bootstrap yang sedari awal sudah fokus untuk mendapatkan keuntungan. Tamasia mengambil keuntungan dari selisih penjualan antara harga yang mereka dapatkan dari Antam dengan harga yang mereka tawarkan ke publik.
Sederhananya, Tamasia tidak membeli emas Antam dengan harga yang berlaku untuk masyarakat. Mereka membeli dengan harga yang lebih rendah, dan kemudian dijual kembali sesuai harga emas Antam yang berlaku untuk masyarakat.
Assad menyatakan besaran profit margin yang mereka ambil dari selisih penjualan itu tertera secara transparan di aplikasi. Di aplikasi Tamasia sendiri, margin tersebut bisa dilihat di opsi rincian biaya. Besaran margin bervariasi, tergantung berapa gram emas yang dibeli. “Untuk reseller, kami kasih komisi sekitar dua puluh hingga 25 persen dari keuntungan yang kami dapat. Tergantung dari besarnya gram dan lamanya cicilan,” jelasnya.
Tamasia bukan satu-satunya startup yang menawarkan layanan jual beli emas secara online. Sebelumnya, ada Bukalapak yang memiliki fitur BukaEmas yang bekerja sama dengan PT. Sinar Rezeki Handal, di mana penggunanya bisa membeli emas secara online mulai dari 0,005 gram.
Mengenai persaingan dengan kompetitor, Assad menjelaskan Tamasia menghadapinya dengan menawarkan tiga keunggulan yang ada dalam platform mereka. “Pertama, kami sudah ada di aplikasi, sudah ada di Playstore dan iOS. Yang lain masih ada yang mobile web. Kedua, kami menerapkan konsep syariat sepenuhnya. Ketiga, kami buka sistem reseller. Jadi, tiga nilai unik itu yang membuat kami yakin bisa bersaing,” tuturnya.
Sumber:
https://id.techinasia.com/tamasia-jual-beli-emas-syariat
Mengawal Fiqh Media Sosial
Oleh:
Asih Subagyo
Sekjen MIFTA
Senin, 5 Juni 2017 kemarin, bertepatan dengan 10 Ramadhan 1438H, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan Fatwa Nomor 24 tahun 2017 tentang Panduan Muamalat di Media Sosial. Sebuah fatwa yang menempatkan MUI sebagai sebuah lembaga yang mengikuti dinamika kekinian, berkenaan perkembangan teknologi berikut pemanfaatannya. MUI hadir di saat umat membutuhkan panduan yang benar, jelas dan terang benderang. Jika kita baca dengan seksama fatwa itu, muatannya cukup lengkap. Sehingga jika kemudian fikih diartikan sebagai salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Maka, menurut saya, fatwa tersebut layak untuk disebut sebagai Fiqh Media Sosial. Karena matan-nya memuat tentang aturan ber-media sosial itu.
Meskipun ada beberapa pihak yang bilang, bahwa fatwa ini datangnya terlambat, terlalu mengatur privasi umat, dan lain sebagainya, namun apapun alasannya, kita harus mengapresiasi kerja keras dari Komisi Fatwa MUI ini, sehingga umat memiliki panduan yang komprehensif. Sebab, belakangan ini penggunaan media sosial sudah pada taraf memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Bahkan seakan membelah persatuan umat, dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga sampai-sampai Presiden Jokowi menghimbau agar para pengguna medsos menjaga etika dalam memanfaatkan media sosial ini. Meskipun sesungguhnya secara hukum sudah di atur dalam UU No 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang dibeberapa pasal, mengancam penyalahgunaan teknologi informasi ini (termasuk medsos) dengan sanksi yang berat. Demikian juga halnya dalam fiqh dan adab muslim, yang termuat di banyak kitab, sesungguhnya juga sudah di atur berbagai hal yang menjadi bahasan dalam panduan termasuk apa yang di atur dalam UU ITE itu. Namun pada kenyataannya, pelanggaran masih terus dilakukan, meski sudah banyak yang di hukum, terkait dengan penyalahgunaan medsos ini.
Media Sosial
Sebagaimana kita ketahui, dalam sudut pandang perkembangan teknologi, Media Sosia (medsos) merupakan salah satu buah dari revolusi teknologi. Sehingga medsos dapat diartikan sebagai sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual lainnya. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Dan variaan aplikasi yang dinisbatkan pada media sosial ini, setiap saat diluncurkan.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”. (www.wikipedia.com) Dari sini kata kuncinya adalah pada ideologi dan teknologi Web 2.0. Dari sisi ideologi, maka disadari atau tidak, kehadiran media sosial telah menjadi wahanan untuk pertarungan ideologi. Meskipun pada aspek pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya juga bisa asuk didalamnya. Namun kenyataannya, hampir semuanya itu didorong oleh ideologi yang melekat pada user. Sehingga setiap akun, sebenarnya bisa di mapping-kan, ideologi apa yang mempengaruhinya. Dari aspek teknologi, salah satu kelebihan dari media sosial atau Web 2.0 ini adalah kemampuan multi-interaksi dari banyak pengguna. Tidak hanya informasi satu arah, namun dua arah dan bahkan dari banyak arah. Olehnya dengan kemampuannya ini, menjadikan penetrasi medsos mengalami perkembangan yang sangat cepat. Dan menembus berbagai kalangan, latar belakang, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain sebagainya.
Media Sosial menjadi bagian yang hampir tidak bisa dipisahkan dari sebagian besar kehidupan umat manusia saat ini. Harga perangkat, yang semakin murah, justru menjadi salah satu penyebab penetrasi berkembangnya media sosial ini, menyentuh sampai denggaman tangan, masyarakat di pedalaman sekalipun. Sehingga, hampir tidak ada isu yang terjadi di jakarta, pada saat yang sama, yang tidak menjadi isu masyarakat dunia. Pengguna medos, kemudian mendapatkan tsunami informasi, yang jauh lebih besar dari informasi yang dibutuhkan. Hal ini menjadikan mereka kebingunan, bahkan tidak sedikit yang salah arah, untuk memillah sekaligus memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Belumlagi jika ada ditorsi informasi. Atau bahkan adanya hoax yang menyertai berita atau informasi itu. Sehingga, pasti menyebabkan salahnya dalam mengambil kesimpulan. Yang berakibat pada, salahnya dalam menentukan sikap dan perbuatan. Dan ini, terus menerus menjadi sebuah siklus. Semacam lingkaran setan, yang tiada ujung.
Olehnya, kehadiran medsos telah menjadikan ketergantungan bagi sebagian besar penggunanya itu, secara perlahan telah berubah menjadi mesin penyebar sampah. Penebar fitnah. Mendistorsi informasi. Yang pada gilirannya, -menjadi mesin yang jahat dan raksasa- dalam memecah-belah umat dan kehidupan bernegara. Dengan sifatnya yang cepat dan masif itu, maka kerusakan sebagaimana disebutkan di atas, sangat mungkin terjadi. Bahkan atas alasan tersebut, melalui Menkominfo, Pemerintah serius berencana menutup media sosial secara umum, medsos masih banyak memuat konten-konten negatif (www.republika.co.id 6/62017). Sebuah ancaman serius, meskipun di medsos akhirnya jua banyak tanggapan yang berlawanan dengan pendapat pemerintah itu.
Konten
Sebagaimana sifat dasar teknologi, pada dasarnya mereka dihadirkan untuk mempermudah, mempercepat dan mempermurah sampainya informasi kepada pengguna. Dan teknologi, pada awalnya selalu netral. Maka ditangan penggunanyalah, sebenarnya teknologi itu akan digunakan untuk apa. Manfaat dan mudharatnya, positi dan negatif sebuah teknologi digunakan. Meskipun dalam dunia maya sudah dikenal dengan adanya netiket, yang sebenarnya mengatur bagaimana pengguna internet (medsos) itu. Namun, karena tidak mengikat, selalu saja terjadi pelanggaran, yang selalu berulang.
Netralitas sebuah teknologi, yang seharusnya justru dimanfaatkan untuk kebaikan, bukan untuk menebar fitnah, kebencian, hoax dan sejenisnya yang berujung pada petaka. Sehingga konten menjadi kuncinya. Dan konten, tentu saja dipengaruhi oleh pemilik akun di medsos. Pada beberapa jenis medsos, dengan keterbatasan ruang untuk mengekspresikan, seringkali tidak cukup untuk memuat pendapat, ide, gagasan yang menjadi konten akun-nya. Sehingga tidak jarang, kesalahpahaman muncul disini. Namun yang perlu saya tekankan, kemampuan membuat konten ini, sebenarnya akan menunjukkan sejauhmana tingkat kedewasaan pemilik akun. Demikian juga ketika menyebarkan konten-konten yang ada.
Panduan yang menyejukkan
Maka, rasa syukur dan ucapan terima kasih bagi Komisi Fatwa yang dengan serius menghadirkan Fatwa No 24 tahun 2017 ini. Inilah panduan, yang memberikan guidelines, yang seharusnya mengikat seluruh kaum muslimin Indonesia. Dalam sistem hukum tata negara Indonesia, memang posisi Fatwa MUI adalah sebagai hukum aspiratif yang mempunyai kekuatan moral bagi kelompok yang mempunyai aspirasi untuk melaksanakannya, tetapi tidak dapat dijadikan alat paksa bagi kelompok lain yang berbeda pendapat atasnya, karena Fatwa MUI bukan hukum positif negara. (Deny Indrayana, Kompas.com, 22/12/2016). Kendatipun demikian, sebagai muslim sebaiknya kita mengikatkan diri dalam fatwa MUI yang memang terbukti memberikan panduan yang mengikat secara syar’i ini.
Sebagaimana kita ketahui, banyak tugas dan fungsi MUI itu. Namun dua diantaranya yang terkait dengan keluarnya fatwa ini adalah ;pertama, memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhai Allah; kedua, memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya hubungan keislaman dan kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga dalam ini MUI telah berada pada on the right track.
Olehya, kita baca dan pelajari dengan baik Fatwa ini. Selanjutnya, kita secara individu dan mengajak orang lain untuk mengawal fatwa ini. Sekaligus menjadi pelaku dan ikut menyebarkan serta menjadi contoh dalam aplikasinya. Kita kampanye kepada semua pengguna medsos untuk memenuhi dan membanjiri medsos dengan konten-konten positif, yang selalu mengajak kebaikan, optimisme dan kalimat positif lainnya. Kita hindari konten-konten negatif, fitnah, hoax dan sejenisnya yang akan mengakibatkan perpecahan. Semoga kita menjadi pioneer bagi terimplentasikannya fatwa ini. Dan kita berharap dan berdo’a, semoga MUI terus menghasilkan fatwa-fatwa sebagai penduan bagi ummat, dalam menghadapi kehidupan yang semakin kompetitif ini. Wallahu a’lam
YPI Al-Azhar Gandeng Doku Kembangkan Sistem Manajemen Akademik
Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar belum lama ini meluncurkan aplikasi mobile Salam Al Azhar demi memberikan kemudahan akses kepada orang tua murid. Aplikasi ini merupakan hasil kerja sama antara YPI Al-Azhar dengan penyedia solusi pembayaran elektronik, Doku, dan penyedia layanan IT & solusi bisnis, PT Indoglobal Nusa Persada (iGlobal).
Menurut Gunanto selaku Kepala Bidang Kemuridan, Jamiyyah, dan Pusat Pengembangan Pembelajaran Direktorat Dikdasmen Al-Azhar, pengembangan aplikasi dilatarbelakangi keluhan orang tua murid yang menerima layanan tidak seragam ketika anaknya berpindah sekolah.
“Awalnya begini, (orang tua murid bilang) anak saya di sekolah (Al-Azhar) Kebayoran Baru terima rapor cepat, informasi tentang PR, anak sudah datang ke sekolah (laporannya) real time, pakai SMS gateway. Pas pindah ke sekolah lain kok enggak. Beda-beda tiap sekolah. Kenapa enggak disamakan saja. Kalau menyamakan jangan tanggung-tanggung, sekalian saja pembayarannya,” ujar Gunanto ketika ditemui di kompleks Masjid Agung Al-Azhar belum lama ini.
Gunanto menjelaskan orang tua masa kini sudah semakin melek teknologi. Sehingga dengan adanya Salam Al Azhar, orang tua bisa memonitor langsung berbagai macam hal yang berkaitan dengan perkembangan pendidikan anak secara real time. Selain itu, pihaknya kini juga bisa mengontrol arus lalu lintas keuangan yang masuk secara real time.
“Sebelumnya enggak real time, berapa sih uang yang kami miliki. Dengan adanya ini, per hari ini pun saya bisa mengontrol. Jadi laporan saya ke pengurus itu real time,” ucap Gunanto.
Uji coba mampu kumpulkan dana hingga Rp53 miliar
Aplikasi Salam Al Azhar mulai dicoba pada 14 November 2016 untuk pembayaran pendaftaran murid baru secara online. Hasilnya, uang yang terkumpul melalui aplikasi ini mampu mencapai Rp53 miliar.
Lantaran nilainya cukup besar dan bisa dipantau secara real time, YPI Al-Azhar kini berencana menerapkan secara total pembayaran nontunai melalui aplikasi Salam Al Azhar mulai 1 Juli 2017 di semua sekolah yang dikendalikan langsung oleh Al-Azhar Pusat. Bulan Mei dan Juni 2017, TK 1 Al-Azhar Pusat akan menjadi contoh penerapan aplikasi ini.
“Per tahun ajaran baru, 1 Juli (2017), SPP semua sudah pakai Salam Al Azhar. Enggak boleh pakai setor tunai ke Tata Usaha. Kita pelan-pelan tinggalkan itu,” jelas Gunanto.
Selain digunakan untuk pendaftaran dan pembayaran, Salam Al Azhar juga bisa dimanfaatkan orang tua untuk memantau perkembangan anak-anaknya di sekolah. Seperti data absensi, pelajaran yang dipelajari hari itu, kapan jadwal ulangan, berapa hasilnya, apakah perlu ada tes remedial atau tidak, akan bisa terpantau melalui aplikasi ini.
Bahkan orang tua bisa mengetahui lebih dulu nilai rapor anaknya sebelum pembagian rapor secara fisik. “Tapi pembagian rapor di kami enggak sekadar pembagian dokumen. Ada wawancara, tetap (perlu) hadir. Tapi minimal orang tua sudah tahu karena perkembangan report per hari sudah liat di rekap sistem,” papar Gunanto.
Baru untuk kalangan sendiri
Penerapan sebuah aplikasi untuk keperluan manajemen akademis dalam dunia pendidikan sebenarnya bukan hal baru. Sebelum YPI Al-Azhar mengembangkan aplikasi Salam Al Azhar, ada beberapa startup pendidikan yang menawarkan layanan sistem manajemen akademik serupa seperti Quintal atau AIMSIS.
Aplikasi Salam Al Azhar diluncurkan untuk digunakan sendiri oleh kalangan internal. Dalam hal ini, hanya sekolah-sekolah cabang YPI Al-Azhar Pusat saja yang bisa menggunakan aplikasi. Dengan kata lain, YPI Al-Azhar tidak menjual sistemnya karena mereka sendiri bekerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan aplikasi.
“Untuk sementara kita fokus ke internal Al Azhar. Mungkin beberapa tahun mendatang akan kita evaluasi dan kembangkan. Tahap pertama sekolah Al-Azhar milik sendiri, dan tahap kedua sekolah Al-Azhar yang berada di yayasan mitra. Jika kedua tahap itu selesai, bisa jadi akan dikembangkan. Namun sampai saat ini belum kami bicarakan,” ujar Gunanto.
Sedangkan untuk Quintal, aplikasi yang mereka luncurkan memang untuk tujuan komersial. Quintal mengklaim sudah berhasil mengimplementasikan layanan miliknya ke tiga belas lokasi, seperti di Jakarta, Cirebon, hingga Semarang. “Sekarang yang sudah berjalan sepuluh sekolah,” kata CEO Quintal, Danny Saksono, ketika dikonfirmasi Tech in Asia Indonesia.
Fitur pembayaran dan pendaftaran sudah terintegrasi
Dalam aplikasi Salam Al Azhar, pihak YPI Al-Azhar telah menggandeng Doku sebagai penyedia layanan payment gateway. Artinya, pembayaran SPP ataupun uang pangkal bisa dilakukan melalui jaringan yang sudah terintegrasi dengan Doku, seperti ATM hingga mini market.
Sedangkan di layanan Quintal, hingga kini belum menyediakan fitur untuk pembayaran langsung SPP maupun uang pangkal. Fitur terkait pembayaran di Quintal sifatnya lebih administratif dan sebagai reminder untuk orang tua siswa bila tanggal pembayaran sudah jatuh tempo.
Hampir sama dengan Quintal, AIMSIS juga baru menyediakan fitur status pembayaran dalam aplikasinya. “Yang kami provide status pembayaran SPP, uang pangkal, pembayaran lain. Untuk pembayarannya sendiri tergantung sekolah. Biasa lewat virtual account bank tertentu atau cash/debit. Baru dari situ datanya dimasukkan ke AIMSIS, dan bisa diintegrasikan dengan fitur AIMSIS lainnya. Misalnya, kalau belum lunas SPP, user tidak bisa melihat nilai,” kata CEO AIMSIS, Christophorus Bema Indrajid.
Salam Al Azhar saat ini sudah menyediakan fitur pendaftaran murid baru dan daftar ulang dalam aplikasinya. Begitu juga dengan AIMSIS, yang telah menyediakan fitur serupa. Sedangkan Quintal baru menyediakan fitur daftar ulang dan tengah mengembangkan fitur pendaftaran murid baru yang rencananya akan diluncurkan mulai bulan September 2017. “Kalau daftar ulang sudah termasuk administratif yang tadi, sudah berjalan. Kalau Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang September itu hanya anak baru yang datanya belum masuk di kita saja,” ujar Danny.
Peluang di industri pendidikan masih terbuka lebar
Industri pendidikan masih menyediakan pasar yang cukup luas. Hal itu terlihat dari banyaknya sekolah formal dari berbagai jenjang pendidikan yang dikibarkan oleh beragam bendera usaha. Sebut saja lembaga pendidikan untuk anak balita, taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) hingga perguruan tinggi.
Maraknya startup teknologi maupun penyedia layanan yang mengincar industri pendidikan tak lepas dari potensi yang begitu besar. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Global Educational Supplies & Solutions Indonesia, sebuah lembaga yang memfasilitasi pameran industri pendidikan, Indonesia diperkirakan menjadi salah satu konsumen teknologi pendidikan terbesar di dunia pada tahun 2019 nanti.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
Sumber:
https://id.techinasia.com/ypi-al-azhar-gandeng-doku-kembangkan-sistem-manajemen-akademik
Advan Kenalkan IDOS, Sistim Operasi Karya Anak Bangsa
Produsen lokal tak hanya ingin jualan ponsel, tapi juga mulai unjuk gigi di sisi software. Salah satunya dilakukan oleh Advan yang baru saja memperkenalkan sistem operasi garapannya sendiri bertajuk IDOS.
Sistem operasi ini mengambil basis dari Android 6.0 Marshmallow yang dikembangkan sedemikian rupa agar mampu mengoptimalkan performa ponsel Advan. Tapi di sisi lain, produsen ini juga membenamkannya dengan sejumlah fitur menarik yang bisa memanjakan konsumennya.
Salah satu yang ditonjolkan Advan IDOS adalah fitur keamanan ‘anti kepo’. Kenapa dibiliang demikian, karena kamera depan ponsel akan langsung mengambil foto siapapun yang salah memasukkan password kunci layar sebanyak tiga kali.
Jadi bagi siapapun yang mencoba-coba membuka ponsel pengguna harus siap-siap ketahuan. Hasil jepretannya ‘pengakses ilegal’ akan ditampilkan ketika kunci layar berhasil dibuka oleh pemilik aslinya.
Lebih lanjut, Advan juga membenamkan fitur enkripsi di IDOS. Produsen ini mengklaim seluruh lalu-lintas data yang keluar masuk dari dan ke ponsel akan secara otomatis terenkripsi. Yang mana hal ini memberi keamanan dan kenyamanan tersendiri bagi pengguna.
“Jadi bagi pengguna yang suka melakukan transaksi pembelian, atau membuka layanan perbankan akan lebih aman,” klaim Tjandra Lianto, Direktur Marketing Advan, di Penang Bistro, Jakarta, Senin (17/4/2017).
Foto: detikINET/Yudhianto
|
Sayangnya, Advan masih belum menjelaskan lebih jauh proses enkripsi yang dimaksud.
Selain fitur-fitur tersebut, fitur lainnya yang tak kalah menarik antara lain adalah pengunci aplikasi, mode guest, mode penghemat baterai, health guard, dan picture in picture yang memungkinkan pengguna tetap menonton video sembari menjalankan aplikasi lain, seperti chatting.
Di samping itu ada juga fitur shake to shot untuk membuka menu kamera, shake to play untuk mengganti lagu, serta QR Scan ID, yang memungkinkan kontak tersimpan dibuatkan QR code. Dengan begitu ketika ada relasi yang meminta nomor telepon seseorang, tinggal tunjukkan QR code untuk di-scan.
Advan juga membenamkan aplikasi bertajuk Panduan Muslim di IDOS. Sesuai namanya aplikasi membantu pengguna muslim untuk melakukan ibadah, seperti menentukan arah kiblat, waktu sholat, hingga menemukan masjid terdekat. Menariknya lagi, aplikasi ini juga menyediakan bacaan Quran bagi pengguna.
“Advan tak pernah berhenti melakukan inovasi dan menjadikan kebutuhan konsumen sebagai skala prioritas . IDOS ini kami kembangkan untuk semakin meningkatkan pengalaman pelanggan dalam menggunakan smartphone Advan,” umbar Tjandra.
Sejauh ini baru ponsel Advan G1 yang bisa merasakan sistem operasi IDOS. Itu pun pengguna harus datang sendiri ke servis resmi Advan untuk melakukan update. Belum ada informasi soal kehadirannya di ponsel Advan lainnya. Tapi cepat atau lambat dipastikan sebagian besar ponsel Advan akan bisa ikut merasakan. (yud/rou)
Sumber
https://inet.detik.com/consumer/d-3476565/advan-kenalkan-idos-sistim-operasi-karya-anak-bangsa
5 Startup Indonesia Unjuk Gigi di Bootstrap Alley Tech in Asia Singapore 2017
Hanya dalam hitungan minggu, helatan tahunan konferensi Tech in Asia Singapore 2017 akan segera hadir kembali, tepatnya pada 17 dan 18 Mei 2017.
Di sana, kamu dapat menemukan ribuan peserta dari berbagai latar belakang, baik korporasi, pegiat teknologi, investor, maupun startup. Selain itu, ada juga beberapa startup lokal yang nanti akan berada di deretan Bootstrap Alley Tech in Asia Singapore 2017.
Bootstrap Alley adalah ajang pameran startup dalam konferensi tahunan Tech in Asia. Siapa saja mereka? Yuk kita simak.
Bizcuit Tech
Apakah kamu sering bepergian tapi lupa membawa kartu nama, atau lupa menyimpan kartu nama yang telah kamu kumpulkan?
Dengan hadirnya startup yang satu ini, kamu tidak perlu khawatir lagi. Bizcuit yang merupakan singkatan dari “Business Circuit” ini menawarkan solusi untuk membuat kartu nama digital melalui gadget kamu.
Kartu nama digital Bizcuit bisa ditukarkan dan dibagikan, sebagaimana kartu nama cetak pada umumnya. Bizcuit mendapatkan pemasukan dengan metode in-app purchase, iklan, dan versi Enterprise yang ditujukan untuk perusahaan.
Startup ini didirikan pada Agustus 2015. Saat ini, produk Bizcuit masih berupa prototipe dan masih dalam proses penyempurnaan.
Apa alasan Bizcuit mau menjadi bagian dari Bootstrap Alley Tech in Asia Singapore 2017?
“Tahun 2016 kami sudah mengikuti Konferensi Tech in Asia, namun saat itu tujuannya hanya untuk menjaring respons publik terhadap keberadaan fungsi-fungsi Bizcuit. Kami bertemu dengan lebih dari seratus orang, 78 persen merespons sangat positif, 12 persen positif, dan 10 persen meragukan,” ujar Cipto, Founder dan CEO Bizcuit.
Cipto juga mengungkapkan alasan lainnya untuk mengikuti helatan tahunan ini.
“Dunia startup adalah dunia yang baru bagi saya, melalui konferensi Tech in Asia, saya ingin mempelajari sebenarnya seperti apa dunia startup ini. Selain itu, kami juga ingin memperkenalkan Bizcuit kepada publik dan berkenalan dengan investor potensial,” pungkas Cipto.
Jukir
Sulitnya mencari tempat parkir kadang bisa membuat pengendara sakit kepala. Oleh karena itu, Jukir mencoba memberikan solusi untuk permasalahan tersebut.
Dengan aplikasi Jukir, kamu dapat memesan tempat parkir terlebih dahulu. Selain reservasi tempat parkir, Jukir juga menawarkan fitur lain seperti pembayaran parkir, bahkan pembelian tiket, pulsa, maupun token listrik.
Para juru parkir yang tergabung dalam jaringan Jukir akan menerima fasilitas berupa smartphone dan printer. Jukir mendapatkan pemasukan sebesar dua puluh persen dari keuntungan transaksi parkir yang terkumpul.
Apa alasan Jukir mau menjadi bagian dari Bootstrap Alley Tech in Asia Singapore 2017?
Bagi Budi Hartono, CEO dan Founder Jukir, helatan ini adalah ajang untuk memperkenalkan Jukir yang merupakan produk asli Indonesia ke pasar internasional.
“Kami siap melakukan ekspansi ke negara-negara berkembang yang memiliki masalah yang sama dengan Indonesia. Kami ingin bersaing dalam industri parkir yang akan dikembangkan menuju Indonesia Smart City Smart Parking,” ujar Budi Hartono.
JobAku
Penetrasi ponsel di Indonesia terbilang cukup besar bahkan dapat menyasar berbagai kalangan usia dan daerah. Melihat hal ini, Jobaku memfokuskan layanan portal pencari kerja mereka pada aplikasi mobile.
Dengan fokus di aplikasi mobile, JobAku berharap dapat membantu memperluas cakupan pencarian kerja maupun perekrutan. Selain itu, mereka juga ingin membuat proses perekrutan menjadi lebih efisien menggunakan smartphone.
Lewat aplikasi JobAku, pihak perekrut dan pencari kerja dapat melakukan wawancara melalui panggilan video, psikotes secara online maupun on-demand, dan proses pengumpulan CV maupun seleksi CV dapat dilakukan secara digital melalui aplikasi tersebut.
Apa alasan Jobaku mau menjadi bagian dari Bootstrap Alley Tech in Asia Singapore 2017?
“Untuk bertemu dengan para investor atau partner yang sejalan dengan visi misi perusahaan dan tertarik dengan rencana bisnis kami,” ujar Budiono Tedjomuljono, CEO dari JobAku.
Penulis.id
Awalnya, tim founder Penulis.id menerima permintaan content marketing dari sebuah agensi besar untuk klien agensi tersebut. Klien tersebut puas dengan hasil tim Penulis.id, sehingga agensi tersebut kembali meminta bantuan Penulis.id.
Setelah menyadari besarnya kebutuhan pasar terhadap content marketing, mereka kemudian memutuskan untuk menjalani bisnis ini dengan serius.
Selain membantu perusahaan yang memerlukan content marketing dengan membantu membuatkan konten dan mendistribusikannya, Penulis.id juga berpartner dengan agensi digital besar untuk memenuhi kebutuhan klien mereka.
Sejak didirikan pada akhir tahun 2015, startup ini telah melayani sekitar dua puluh perusahaan startup dan sepuluh perusahaan berskala nasional, mulai dari perusahaan telekomunikasi hingga perusahaan rokok.
Apa alasan Penulis.id mau menjadi bagian dari Bootstrap Alley Tech in Asia Singapore 2017?
“Kami ingin mempelajari dan mengeksplorasi pasar Asia Tenggara. Saat ini, kami telah memiliki beberapa klien yang berbasis di Singapura, jadi kami ingin memahami mereka lebih baik lagi. Dan menurut kami, TIA Singapore 2017 adalah tempat yang tepat,” ujar tim Penulis.id dalam wawancara tertulis yang kami lakukan.
“Lagi pula bonusnya, kalau kami bisa bertemu dengan Eduardo Saverin, tentu itu akan menjadi pengalaman yang baik, bukan?” sambungnya.
Grivy
Pada tahun 2013, Grivy memulai bisnis mereka sebagai platform online untuk restoran. Setelah itu, mereka berkembang menjadi platform pemasaran yang memanfaatkan teknologi SaaS dan memungkinkan bisnis untuk melakukan konversi pelanggan dari online ke offline serta sebaliknya.
Perubahan tersebut dilakukan Grivy karena permasalahan pada pemasaran berbasis lokasi yang mereka temui. Menurut Jan Oudeman, Founder Grivy, sebanyak 95 persen aktivitas perdagangan di Indonesia terjadi di toko fisik. Belum banyak toko offline yang bisa menjangkau calon konsumen secara online.
Masalahnya, para pemilik toko tidak memiliki channel yang cukup baik untuk menjangkau konsumen terdekat. Dari segi konsumen, mereka ingin berbelanja dengan nyaman tanpa terganggu oleh materi promosi seperti flyer.
Apa alasan Grivy mau menjadi bagian dari Bootstrap Alley Tech in Asia Singapore 2017?
“(Menemukan) audiens yang baik dan banyaknya perusahaan serta investor yang mencari game changer berikutnya,” pungkas Jan.
Selain kelima startup tadi, akan ada ratusan startup lainnya baik dari Indonesia maupun mancanegara yang juga ikut berpartisipasi di Tech in Asia Singapore 2017.
Punya startup menarik? Segera daftarkan startup kamu di sini sebelum 16 April 2017 dan dapatkan diskon sepuluh persen untuk paket Bootstrap Alley.
Bagi kamu yang ingin menghadiri Tech in Asia Singapore 2017 sebagai peserta, kamu bisa mendapatkan diskon sepuluh persen untuk semua jenis tiket. Gunakan kode diskon tiasg10 dan dapatkan tiket di sini. Berlaku sampai tanggal 28 April 2017 pukul 22:59 WIB.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto dan Septa Mellina)
Sumber:
https://id.techinasia.com/5-startup-asal-indonesia-di-tech-in-asia-singapore-2017
Google Gelar Launchpad Week Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com – Untuk pertama kalinya di Indonesia dan wilayah Asia Tenggara, Google mengadakan Launchpad Week, sebuah pekan khusus untuk startup tahap awal.
Launchpad Week adalah program pre-inkubasi selama satu minggu untuk startup tahap awal yang difokuskan pada strategi produk, UX dan UI, teknologi, pemasaran, pengembangan bisnis, dan ketrampilan presentasi.
Intinya, acara ini merupakan bootcamp bagi startup pemula. Selama 5 hari, peserta digembleng oleh para mentor untuk mendapatkan pengetahuan seputar dunia rintisan digital.
Di dunia internasional sendiri, Launchpad Week pernah diadakan di Jerman, Spanyol, Brasil, Perancis, Meksiko, India, dan Israel.
“Launchpad Week ini merupakan yang pertama di Indonesia, pertama di Asia Tenggara, dan negara Asia pertama setelah India. Semuanya serba pertama,” ujar Erica Hanson, Developer Relations Program Manager Google dalam sambutannya di Jakarta, Jumat (13/11/2015).
Secara total, ada 13 startups terpilih untuk mengikuti ajang ini. Sementara itu, ada lebh dari 30 mentor yang terlibat dalam acara Google ini.
Startup awal ini berasal dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Startup yang mengikut kegiatan tersebut yaitu Obralindo, Paket ID, Lunasin, GoArchipelago, Elitics Technologies, LabConX, Qiimee, Veryfund, Rekreasy, Joobelee, GetVet, Rumah Bengkel, dan Asuransi 88.
“Para startup yang hadir di acara ini sudah disaring dari sekitar 140 startup awal yang mendaftar,” kata Hanson.
Sedangkan, para mentor berasal dari berbagai keahlian di bidang masing-masing. Selain dari Indonesia, ada beberapa mentor yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan India.
Acara Launchpad Week ini dikatakan tidak akan benar-benar usai saat acara berakhir. Nantinya, beberapa startup akan diundang untuk datang ke kantor Google Indonesia untuk mendapatkan beberapa pembekalan tambahan.
Google pun berjanji untuk kembali mengadakan acara ini di Indonesia.
“Kami akan kembali mengadakan acara Launchpad Week, mungkin di tahun 2016 mendatang,” pungkas Hanson.
Sumber:
http://tekno.kompas.com/read/2015/11/15/09240007/Google.Gelar.Launchpad.Week.Jakarta
Pelatihan dan Kursus Android Gratis di Yogyakarta
Jika saat ini kamu sedang mencari tempat kursus programmer maupun pelatihan Android developer di kota Yogyakarta. Maka artikel kali ini akan menginformasikan kepada kamu.
Madani International Technology School atau biasa disebut MIT School adalah program non profit yang dikelola oleh PT. Firzil Teknologi Digital (Firzil Tech) sebuah perusahaan perangkat lunak yang fokus dalam pengembangan aplikasi mobile di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.
Tahun ini program MIT school sudah memasuki angkatan ke-3 dan membuka tiga kelas kursus programmer yaitu PHP Developer di Yogyakarta, Android Developer di Yogyakarta, dan IOS Developer Muslimah di Bogor.
Alamat Pelatihan dan Kursus Android Developer di Yogyakarta
Untuk alamat atau asrama tempat yang sehari-hari dijadikan untuk kegiatan belajar pemograman aplikasi Android berada di Jl. Depokan II, Gg. Peleman Baru II, Rejowinangun RT.33 RW.10, Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55171.
Syarat Mengikuti Kursus Android Developer di Yogyakarta
- Diizinkan orang tua untuk mengikuti program ini
- Muslim
- Usia 15 – 25 tahun belum menikah
- Mengikuti dan Mematuhi peraturan asrama
- Mengikuti Program Selama 3 Tahun
- Mampu berbahasa inggris pasif
- Memiliki Laptop
Fasilitas Selama Mengikuti Kursus Android Programmer di Yogyakarta
- Mess/Asrama disediakan
- Kajian Islam rutin mingguan
- Tahfidz Al-Quran
- Program magang profesional
- High Speed Internet
- Lingkungan Kondusif
- Mentor yang berpengalaman menangani client terkemuka di indonesia
Biaya Selama Mengikuti Pelatihan Pemograman Mobile App Android di Yogyakarta
- Gratis
- Biaya hidup seperti makan ditanggung masing-masing peserta, namun untuk kebutuhan tidur, mandi, dapur sudah disediakan.
Materi Pelatihan dan Kursus Android Developer di Yogyakarta
Pengenalan:
- Basic Android
- XML Layouting
- Basic Java
- Android Component
- Basic Activity Transition Animation
- Networking & JSON
- Notification and Google Cloud Messaging
- Publishing app to Google Play & Apple app store
- Manajemen memory & optimasi
- In-app purchase
Percepatan Penguasaan Skill Pendukung:
- Working with RSS & REST APIs (google maps, facebook, twitter, wordpress)
- Orientation, platform, & density dependent design
- SQLite
- Basic Alloy & Backbone.js
- Git
Latihan & Tugas Akhir Membuat Real World Application, Contoh:
- Social app
- Reference app
Siapakah Yang Mengajar Kelas Android Programming di MIT School?
- Brian Arfi – CEO PT. Dhezign Online Solution, Award Winning Entrepreneur, lebih dari 10 kali gagal dalam bisnis, Dropped Out.
- Fahriyal Afif – Senior Android Developer. S1 Sistem Informasi Universitas Airlangga.
- Novan Zunaedi – Senior Android Developer. S1 Teknik Informatika Universitas 17 Agusutus 1945.
- Didik Ismawanto – Senior Android Developer. D3 Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Mengapa Program Kursus Android Developer di Yogyakarta Selama 3 Tahun?
- Tahun pertama belajar skill pemrograman android.
- Tahun kedua mengajarkan ilmu yang sudah di dapatkan ke orang orang atau bisa di bilang workshop.
- Tahun ke tiga akan mengerjakan project yang sesungguhnya di dalan software house.
Apa Yang Didapat Siswa Setelah Mengikuti Kursus Android Programming di Yogyakarta?
- Lulusan siap mampu develop aplikasi Android sampai level menengah dan mampu mengembangkan aplikasi dakwah untuk investasi akhirat.
- Skill atau kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri sekarang ini.
- Memiliki pengalaman & portfolio yang akan membedakan dengan developer beginner lain, memastikan nilai tambah dalam proses melamar kerja.
Apa Yang Membedakan MIT School Dengan Program Sejenis Lainnya…???
Yang membedakan MIT School dengan program sejenis lainnya adalah bahwa PENGAJAR, GURU, atau TRAINER-nya bener-bener seorang developer profesional yang benar-benar telah teruji skill dan kemampuannya.
Artinya mereka telah terbukti nyata bertahun-tahun menangani proyek-proyek dari klien baik dari dalam dan luar negeri dengan skala kecil, sedang hingga besar seperti HOKBEN, LENOVO, WWF-UN, NURUL HAYAT, MODENA, INDOSAT, DUA KELINCI, ACER, DULUX, dan masih banyak lagi.
Karena pengajar di MIT School juga sebagai developer di PT. Dhezign Online Solution (web design & developement), PT. Firzil Teknologi Digital (mobile apps development), dan PT. Shoop Indonesia Digital (ECommerce Development Platform).
Industri digital khususnya Android developer sedang tumbuh pesat di Indonesia dan luar negeri. Mempunyai keterampilan di bidang pemograman Android sangat dibutuhkan di industri ini.
Terlebih di negara kita Indonesia masih sangat kekurangan seorang Android developer sehingga pengalaman selama kursus Android Developer di MIT School Yogyakarta ini bisa untuk menjadi nilai tambah dalam melamar pekerjaan atau sekedar ingin menjadi seorang Android Developer yang mandiri.
Yuk daftar sekarang gratis…!!!
Sumber:
http://blog.mitschool.co.id/kursus-android-developer-gratis-di-yogyakarta/
Andreas Senjaya: iGrow, Pertanian Virtual dengan Hasil Nyata
Banyaknya petani yang kesulitan modal dan melimpahnya lahan menganggur di Indonesia membuat Andreas Senjaya dan kawan-kawan berpikir keras untuk mengatasi persoalan tersebut. Bersama mitranya, dia pun menciptakan iGrow Asia, platform online yang berupaya menghubungkan antarberbagai pihak dalam rantai pasokan pertanian. “Kami menghubungkan antara sponsor penanaman, petani, pemilik lahan, dan pembeli hasil penanaman dengan menggunakan teknologi cloud-based agricultural management software,” tutur Jay, panggilan akrab pria 27 tahun alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia itu.
Andreas SenjayaBerkat inovasi itu, iGrow diganjar juara pertama dalam berbagai ajang kompetisi bisnis digital. Bahkan, Jay yang diwawancara SWA melalui e-mail, kini tengah mengikuti kelas mentoring bisnis oleh pemodal ventura 500 startup di San Francisco, Amerika Serikat. Memang, Jay diundang khusus dalam sesi prestisius selama empat bulan itu berkat keberhasilan iGrow yang dibesutnya melalui perusahaan PT iGrow Resources Indonesia yang berkantor pusat di Jl. Ir. H. Juanda 43, Depok, Jawa Barat.
iGrow yang bisa diakses melalui www.igrow.asia didirikan pada akhir 2014. Saat ini, personel iGrow terdiri dari Muhaimin Iqbal selaku komisaris, Jay sebagai CEO, Jim Oklahoma selaku CBDO, dan Choirunnisa Humairo sebagai CFO.
Jay mengungkapkan, ide iGrow muncul dari Muhaimin Iqbal, komisarisnya. Sebagai pengusaha pertanian dan keuangan, Muhaimin memang memiliki jam terbang belasan tahun. Berangkat dari sana, Muhaimin mengeksekusi idenya melalui iGrow.
Jay berperan penting dalam membesut iGrow. Sebagai programmer, dia telah sukses mendirikan studio aplikasi mobile Badr Interactive bersama rekan-rekannya yang lain dan telah merilis lebih dari 150 produk teknologi. Kolaborasi antara pengusaha sektor riil dan ahli teknologi informasi seperti Jay membuat iGrow cepat berkembang.
Jay menuturkan, awalnya iGrow bergerak dari komunitas yang telah lama berinteraksi dengan pihaknya. Setelah sukses berjalan, ternyata model bisnis iGrow berkembang dengan sendirinya. “Tanpa usaha pemasaran berbayar sama sekali, saat ini kami telah mengelola lebih dari 800 ha penanaman di beberapa wilayah seperti Blitar, Tanjung Lesung dan Bogor.”
Model bisnis iGrow, disebutkan Jay, menguntungkan berbagai pihak yang terlibat. Bagi masyarakat yang hanya ingin menjadi investor bisa membeli paket benih tanamannya. Bagi petani yang tak memiliki lahan bisa menjadi pengelolanya. Sementara bagi pemilik lahan nganggur bisa menyewakan tanahnya. iGrow turut mengelola kelompok tani dan sekaligus melaporkan perkembangannya yang disertai foto secara berkala kepada investor.
Model bisnis tersebut memang sangat nyaman bagi kaum urban yang hendak berinvestasi di sektor pertanian. Ibarat kata, tanpa harus mengotori sepatu pun investor di kota-kota besar sudah bisa mencicipi sekaligus menikmati bisnis pertanian riil.
Investor bisa berinvestasi di berbagai paket investasi di bidang kacang tanah, kelengkeng, kurma,durian, pisang, jambu madu Deli, akar wangi dan alpukat. Nilai paket investasinya bervariasi, dari Rp 1,5 juta per unit investasi paket buah zaitun hingga Rp 14,9 juta per ha kacang tanah. Periode kontraknya bergantung pada lamanya masa tanam hingga menghasilkan. Karena itu, rentang kontrak investasinya sangat lebar, dari 6 bulan untuk kacang tanah hingga 18 tahun untuk durian. “Buat yang pertama kali, kami menawarkan penanaman bibit jangka pendek seperti kacang tanah, keuntungan penjualannya bisa diperoleh hanya dalam waktu 6 bulan,” tutur Jay.
Menurut Jay, sejak dirilis pada 2014, iGrow kini telah memiliki lebih dari 1.300 sponsor penanaman, 1.200 petani, 800 ha penanaman, dan 300 ton lebih hasil panen kacang tanah.
Jay dkk. pun aktif menyertakan bisnisnya ke berbagai kompetisi bisnis. Itu sebabnya, iGrow berhasil meraih juara satu kompetisi Startup Asia 2014 dan kompetisi Payment Dragons Den Asia iGrow 2015, serta juara kedua di kompetisi Startup Istanbul 2015. “Di tahun 2016 ini kami terpilih menjadi satu-satunya wakil dari Asia Tenggara di program akselerator bisnis yang diadakan di Amerika Serikat,” kata Jay yang tengah mengikuti program tersebut di AS.
Meskipun saat ini telah cukup berhasil, Jay mengaku pihaknya belum melakukan penggalangan dana untuk menambah permodalan iGrow. “Pada waktu yang tepat kami akan melakukan fundraising. Saat ini sudah ada beberapa pemodal ventura level internasional yang tertarik pada iGrow dan intensif berkomunikasi dengan kami selama kami berada di AS,” ungkap Jay yang berharap ke depan, iGrow bisa semakin bermanfaat bagi ketahanan pangan Indonesia, petani dan para investor.
Benny Kusbini, Ketua Dewan Hortikultura Nasional, menyatakan penghargaannya terhadap inovasi iGrow. “Sekecil apa pun inovasi anak negeri terkait dengan hortikultura, harus kami hargai. Apalagi jika goal-nya adalah kesejahteraan masyarakat dan petani,” katanya.
Benny melihat, produk pertanian Indonesia belum cukup kuat bersaing dengan produk negeri jiran seperti Thailand, karena sektor pertanian Indonesia belum fokus memproduksi buah unggulan. “Seperti di Belanda, mereka fokus pada penanaman tomat dan paprika, sehingga kedua tanaman itu bisa menjadi pengekspor terbesar di dunia. Nah, mudah-mudahan Andreas dan tim lewat iGrow Asia ini bisa mempertimbangkan permasalahan tersebut dalam proses inovasinya,” kata Benny berharap.
BOKS:
Prestasi Andreas Senjaya dan iGrow:
- Juara 2, Startup Istanbul 2015
- Merit Winner, Indonesia ICT Award, kategori Finance and SME Application, 2015
- Penghargaan Startup Teladan Depok, Depok ICT Award 2015
- Juara 1, Dragon’s Den Mobile Money Asia 2015
- Juara 1, Startup Arena, Startup Asia 2014
- Indonesia Youngster Inc. Startup Champion 2014 dari Majalah SWA
- Juara 1, Industry Creative Festival Kementerian Perindustrian Indonesia 2013
- Merit Winner, Indonesia ICT Award 2013, kategori Small Medium Enterprise Application
- Special Mention, Indonesia ICT Award 2013, kategori e-Inclusion and Social Entrepreneur Application
- Juara 2, Mahasiswa Berprestasi Universitas Indonesia (2010)
- Juara 1, Mahasiswa Berprestasi Fasilkom UI (2010)